Memoritoday.com – Nasib Tragis Dewi (23) Mahasiswa Unbra Malang ini, Kesengsem dengan Bripda Hardiman (28) yang ganteng, sampai 2 kali dibikin hamil. Sayangnya oknum polisi ini tak mau tanggung jawab, sehingga Dewi yang putus asa memilih minum racun di pusara ayahnya di Mojokerto. Ya wasalamlah.
Kalau nggak pinter, mana mungkin bisa kuliah di PTN yang terkenal. Sayangnya, kepintaran tak menjamin seseorang jadi waspada, terutama bila berhubungan dengan asmara. Karena kekasih yang diidamkannya telah menyita hati dan jiwanya, mendadak jadi dungu seperti kata Rocky Gerung. Keledai saja tak mau masuk lobang dua kali, tapi mahasiswi mau saja masuk lobang dua kali.
Begitulah nasib Dewi dari Mojokerto ini. Dia dikuliahkan oleh ibunya jauh-jauh untuk menuntut ilmu di Unbra Malang. Tapi ketika kuliahnya sudah hampir selesai, eh…. tergoda oleh oknum polisi Bripda Hardiman yang ganteng kayak pemain sinetron sejuta episode. “Sekarang baru Bripda, siapa puluhan tahun kemudian jad Kapolri,” kata batin Dewi berandai-andai, membayangkan dirinya kelak jadi ibu bayangkari.
Keduanya terus berpacaran ala anak muda sekarang. Jika anak muda dulu pacaran cukup makan bakso berdua-dua atau nonton bioskop, anak milenial mana mau. Di rumah kos-kosan Dewi yang kala itu sedang sepi, Hardiman minta kegadisan Dewi, dan ternyata diberikan dengan ikhlas sambil merem melek.
Sejak itu asal ada peluang keduanya berpacaran secara mendalam, keluar masuk hotel hanya untuk memuaskan hasrat syahwatnya. Tapi Dewi tak pernah menolak meski diperlakukan bak istri, padahal belum pernah diajak ke KUA. Peristiwa klasik pun terjadi, Dewi hamil. Pesut demi sedikit membuncit.
Sayangnya ketika dia laporan kondisi perutnya, Hardiman mengaku belum siap jadi ayah, karenanya minta digugurkan saja. Ternyata Dewi manut saja, sehingga janin yang baru beberapa minggu usianya itu berhasil diaborsi. Legalah untuk sementara, karena tak jadi malu gara-gara hamil di luar nikah.
Tapi setelah perut Dewi kempes, eh……Hardiman minta jatah lagi macam balita makan kembang gula. Karena terus dirayu-rayu, akhirnya Dewi berhasil disetrom lagi. Dan karena Dewi kayak tustel kwaci yang sekali senggol langsung jadi, akhirnya untuk kedua kalinya sang mahasiswi ini hamil lagi.
Sayangnya kembali oknum polisi ini tinggal glanggang colong playu alias kabur. Untuk menggugurkan sudah tidak berani dukunnnya, karena sudah 4 bulan usia kandungan. Sedangkan Hardiman menghilang bak ditelan bumi. Saking pusingnya, Dewi pun menyelesaikan masalah itu dengan caranya sendiri. Bunuh diri. Dia minum racun di atas pusara ayahnya hingga tewas.
Warga Mojokerto geger atas penemuan mayat wanita itu. Setelah terkuak identitasnya, polisi dengan mudah melacaknya. Ternyata dia dalam kondisi hamil saat minum racun. Hardiman sebagai pelakunya pun ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.